Sabtu, 25 Mei 2013

Viskositas



VISKOSITAS
                Gerak dalam zat cair ditentukan oleh kekentalan zat cair. Semakin kental zat cair, maka semakin sulit suatu benda untuk bergerak. Dengan demikian, dapat dikatakan semakin kental zat cair, makin besar pula gaya gesekan dalam zat cair tersebut. Ukuran kekentalan zat caor atau gesekan dalam zat cair disebut viskositas.
                Gaya gesek dalam zat cair tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zai cair, serta ukuran dan bentuk geomestris benda. Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r, gaya gesek zat cair dirumuskan :
F = 6.π.η.r.v
Dengan :
F = gaya gesek Strokes (N)
η = koefisien viskositas (Ns/m2)
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s)
                Misalnya pada saat bola dijatuhkan dalam fluida, bola bergerak dipercepat vertikal ke bawah. Karena kecepatannya bertambah, maka gaya Strokes juga bertambah, sehingga suatu saat bola berada dalam keadaan setimbang dengan kecepatan tetap. Kecepatan bola pada saat mencapai nilai maksimum dan tetap disebut kecepatan terminal.
                Pada saat bola dalam keadaan setimbang, maka resultan gaya yang bekerja pada bola sama dengan nol.
RF                  = 0
FA + FS   = wb
Karena volume bola V =  πr3 dan m = ρ . V, maka :
ρf . g ( πr3) + 6πηrv      =  πr3 . ρb.g
6πηrv                                    =  πr3 . ρb.g -  πr3 . ρf.g
6πηrv                                    =  πr3 .g (ρ b-ρf)
η                                             =  b – ρf )
dengan :
η = koefisien viskositas (Ns/m2)
r = jari-jari bola (m)
ρb = massa jenis bola (kg/m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan terminal (m/s)

Sabtu, 04 Mei 2013

contoh narrative


Once upon time, a man had a wonderful parrot. There was no other parrot like it. The parrot could say every word, except one word. The parrot would not say the name of the place where it was born. The name of the place was Catano.

The man felt excited having the smartest parrot but he could not understand why the parrot would not say Catano. The man tried to teach the bird to say Catano however the bird kept not saying the word.

At the first, the man was very nice to the bird but then he got very angry. “You stupid bird!” pointed the man to the parrot. “Why can’t you say the word? Say Catano! Or I will kill you” the man said angrily. Although he tried hard to teach, the parrot would not say it. Then the man got so angry and shouted to the bird over and over; “Say Catano or I’ll kill you”. The bird kept not to say the word of Catano.

One day, after he had been trying so many times to make the bird say Catano, the man really got very angry. He could not bear it. He picked the parrot and threw it into the chicken house. There were four old chickens for next dinner “You are as stupid as the chickens. Just stay with them” Said the man angrily. Then he continued to humble; “You know, I will cut the chicken for my meal. Next it will be your turn, I will eat you too, stupid parrot”. After that he left the chicken house.

The next day, the man came back to the chicken house. He opened the door and was very surprised. He could not believe what he saw at the chicken house. There were three death chickens on the floor. At the moment, the parrot was standing proudly and screaming at the last old chicken; “Say Catano or I’ll kill you”.
Sekali waktu, seorang priamemiliki burung beoyang indah. Tidak adaburung beolain seperti itu. Kakaktuabisa mengatakansetiap kata, kecualisatu kata. Kakaktuatidak akan mengatakannamatempat di mana iadilahirkan. Namatempat ituCatano.

Pria itumerasasenangmemilikiburung beopintartapi diatidak bisa mengerti mengapaburung beotidak akan mengatakanCatano. Pria itumencobamengajariburunguntuk mengatakanCatanoNamunburungterustidak mengatakankata.

Padayang pertama, orang itusangat bagus untukburungtetapi kemudianiamenjadi sangat marah. "Kau burung bodoh!" Menunjukorang untukburung beo. "Mengapa kamu tidak bisa mengucapkan kata? KatakanlahCatano! Atau akuakanmembunuhmu"kata pria itu dengan marah. Meskipun iaberusaha kerasuntuk mengajar, kakaktuatidak akan mengatakan itu. Kemudianorang itusangat marahdan berteriakkepada burungberulang, "Katakanlah Catanoatau akuakanmembunuhmu". Burung itutetaptidakmengucapkan katadariCatano.

Suatu hari, setelah iatelahmencobabegitu banyak kaliuntuk membuatburungmengatakanCatano, pria itubenar-benarsangat marah. Dia tidak bisamenanggungnya. Dia mengambilburung beodanmelemparkannyake dalamkandang ayam. Adaempatayam umuruntuk makan malamberikutnya"Kau bodoh sepertiayam. Hanyatinggal bersama mereka"Kata orangmarah. Kemudiania melanjutkanuntuk merendahkan, "Kau tahu, aku akan memotongayamuntuk makan. Selanjutnyaakan giliranAnda, sayaakanmakan Andajuga,burung beobodoh". Setelah ituia meninggalkanrumahayam.

Keesokan harinya, pria itukembalike rumahayam. Diamembuka pintu dansangatterkejut. Dia tidakbisa percayaapa yang dilihatnyadikandang ayam. Adaayammati tigadi lantai. Saat ini, burung beoituberdiri dengan banggadanberteriak padaayam tuaterakhir,"Katakanlah Catanoatau akuakanmembunuhmu".
Orientation: It sets the scene and introduces the participants/characters. In that parrot story, the first paragraph is the orientation where reader finds time and place set up and also the participant as the background of the story. A man and his parrot took place once time.
Complication: It explores the conflict in the story. It will show the crisis, rising crisis and climax of the story. In the parrot story, paragraph 2, 3, 4 are describing the complication. Readers will find that the man face a problem of why the parrot can not say Catano. To fix this problem, the man attempted to teach the bird. How hard he tried to teach the bird is the excitement element of the complication.
Resolution: It shows the situation which the problems have been resolved. It must be our note that “resolved” means accomplished whether succeed or fail. In the last paragraph of the smartest parrot story, readers see the problem is finished. The parrot could talk the word which the man wanted. The parrot said the word with higher degree than the man taught the word to it. That was the smartest parrot.
Orientasi: Ini menetapkanadegandan memperkenalkanpeserta/karakter. Dalamceritaburung beo, paragraf pertamaadalah orientasimana pembacamenemukanwaktu dan tempatmengatur danjugapesertasebagailatar belakangcerita. Seorang priadan burung beoituterjadisekaliwaktu.
Komplikasi: Ini mengeksplorasikonflikdalam cerita. Iniakan menunjukkankrisis, krisis meningkat danklimakscerita. Dalamkisahburung beo, ayat2, 3, 4gambarkankomplikasi. Pembacaakanmenemukan bahwapriamenghadapimasalahmengapaburung beotidak bisa mengatakanCatano. Untukmemperbaiki masalah ini, pria ituberusahauntuk mengajarburung. Seberapa kerasia mencobauntuk mengajarburungadalah elemenkegembiraankomplikasi.
Resolusi: Ini menunjukkansituasiyangmasalahtelah diselesaikan. Iniharus menjadicatatankita bahwa"diselesaikan" berartidicapaiapakahberhasil atau gagal. Dalamparagraf terakhirdariceritaburung beocerdas, pembacamelihat masalahselesai. Kakaktuabisa berbicarakatayangpriainginkan.Kakaktuakatakatadengantingkat yang lebih tinggidaripada priayang diajarkankatauntuk itu. Itu adalahburung beocerdas.

ipa4


XI IPA 4 :D

isi lks


2. Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam.
Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat antara lain :
1. peningkatan aktivitas tubuh.
2. peningkatan suhu lingkungan, dan
3. goncangan emosi.      
3. a. Proses filtrasi (menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus)
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan aferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dll yang diteruskan ke tubulus ginjal. Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

b. Proses reabsorpsi (menghasilkan urine sekunder/filtrat tubulus)
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

3. Augmentasi (menghasilkan urine sesungguhnya)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Sisa penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
4. 1. Diet dan Asupan (intake)
 
Jumlah dan tipe makanan merupakan faiKtcw utama yang memengaruhi output urine (jumlahurine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan pembentukan urine
.2. Respons Keinginan Awal untuk BerkemihKebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine
.3. Gaya HidupPerubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannyaterhadap tersedianva fasilitas toilet
.4. Stres PsikologisMeningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal inikarena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yangdiproduksi.
5. Tingkat AktivitasEliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter.Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemihmenurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas
.6. Tingkat PerkembanganTingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. I-Ial
 
tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang airkecil
7. Kondisi Penyakit Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

5. Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut mau pun relatif. Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.
Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.

ü    Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri).
Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.
Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior.
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).
10. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer)